Minggu, 13 April 2014

Interkoneksi Jaringan Listrik Batam-Bintan Mulai Juni 2014

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Batam berencana untuk melakukan interkoneksi jaringan listrik di seluruh Kepulauan Riau. Secara bertahap, PLN Batam akan mengalirkan listrik untuk pulau terbesarnya, Pulau Bintan.

"Kami ingin membangun jaringan listrik yang terintegrasi di seluruh pulau. Interkoneksi ke Pulau Bintan rencananya mulai Juni 2014," kata Direktur Operasional PLN Batam M Tagor Sidjabat, Sabtu (28/12).
Rencananya, lima gardu akan dibangun di lima titik di sepanjang Pulau Bintan dan dihubungkan dari Batam. Daya transmisinya sebesar 150 kilovolt. Namun pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap pula. Tahap pertama akan dibangun transmisi dengan daya 20 kilovolt.

Interkoneksi Listrik Batam – Bintan Terganjal Hutan Lindung

Janji Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk segera mengatasi masalah listrik Tanjungpinang yang sering padam pada tahun 2013 ini, bakal tak akan terealisasi.Penyebabnya, pelaksanaan sistim interkoneksi kabel bawah laut pada tahun ini, masih terkendala masalah status hutan lindung di Kabupaten Bintan. Padahal semula, Gubernur Kepri, Muhammad Sani sangat mengharapkan pelaksaaan kegiatan tersebut bisa dilangsungkan pada tahun 2013 ini. Namun pada perjalanannya seiring dengan keluarnya Surat Keputusan (SK) Kementerian Kehutanan No 463 tentang hutan lindung, rencana tersebut ditunda.

Hal itu diakui Gubernur Kepri, Muhammad Sani. Karena komitmennya sejak menjabat sebagai Gubernur Kepri adalah mengatasi masalah air dan listrik di Tanjungpinang. Perlahan tapi pasti, satu diantara dua janji tersebut sudah terpenuhi. Karena beberapa waktu lalu, Sani sudah membuka secara resmi pengoperasian Waduk Sei Gesek, Bintan. Kehadiran waduk tersebut menjadi sumber air yang baru bagi kebutuhan air di Tanjungpinang.

Setelah Belakangpadang, Tahun 2014 Interkoneksi Listrik Batam-Bintan Diresmikan

Masyarakat Belakangpadang mulai hari ini bisa menikmati pasokan listrik 24 jam penuh melalui program interkoneksi yang diresmikan oleh Gubernur Kepri dan Wali Kota Batam Ahmad Dahlan pagi tadi (11/9). Dirut Operasional PT PLN Batam Tagor Sijabat mengungkapkan, daya yang tersedia untuk proyek ini sebesar 10 mega watt.

Dengan demikian maka pulau-pulau lain disekitar Belakangpadang akan terkoneksi dan bisa menekan biaya produksi. Dengan demikian menurut Tagor, mesin diesel yang selama ini digunakan untuk pembangkit PLN Persero di Belakangpadang tidak lagi digunakan.

PLN Bangun 4 Gardu Induk untuk Interkoneksi Listrik Batam-Bintan

TANJUNGUBAN, batamtoday - PT PLN (Persero) membangun empat gardu induk untuk mendukung pelaksanaan interkoneksi listrik dari Batam ke Bintan.

Agustian, Kepala PLN Tanjungpinang mengatakan, keempat gardu induk ini dibangun di Tanjungsauh, Tanjunguban, Ekang Anculai dan Kijang. Setiap gardu induk berfungsi menurunkan daya dari 150 kilo Volt (kV) ke 20 kV.

"Gardu induk itu komponen sistem tenaga yang berfungsi sebagai pusat penyaluran (transmisi) yang menghubungkan sistem transmisi tegangan tinggi dengan saluran-saluran dan gardu-gardu distribusi," kata Agustian, Jumat (12/4/2013).

Begitu juga untuk kabel bawah laut dikerjakan oleh konsorsium. Diharapkan proyek ini sudah selesai pada bulan Juni tahun 2014 mendatang, sehingga tahun depan krisis energi di Bintan dan Tanjungpinang dapat teratasi.

Interkoneksi Listrik Batam-Bintan Selesai 40 Persen

Batam (Antara Kepri) - Pembangunan gardu induk interkoneksi listrik dari Pulau Batam ke Pulau Bintan selesai 40 persen, kata Asistem Manajer PT PLN Persero Wilayah Riau dan Kepulauan Riau Cabang Tanjung Pinang Endi Novian.

"Interkoneksi listrik Batam-Bintan sedang dalam proses. Pembangunan gardu induk sudah 40 persen, sedangkan jaringan kabel bawah baru tahap awal," kata Endi Novian di Batam, Rabu.

Ia mengatakan rencananya akan dibangun lima gardu induk yang diletakan di lima pulau yang berada dalam sambungan pipa Pulau Batam ke Pulau Bintan dengan transmisi kawat 150 KV.

Di tempat yang sama Gubernur Kepulauan Riau Muhammad Sani mengatakan pembangunan interkoneksi listrik masih terkendala lahan. Karena kabel direncanakan akan melewati hutan lindung sehingga membutuhkan izin khusus.

Juni 2014, Interkoneksi Listrik Batam-Bintan Rampung

PLN akan menghubungkan sistem kelistrikan Pulau Batam dengan pulau Bintan melalui jaringan listrik interkoneksi bawah laut 150 kilo kolt. Kabel yang digunakan sekitar 11.000 meter.
Terkait interkoneksi ini, PLN Batam telah menandatangani kontrak proyek pembangunan, Kamis (21/3) di Batam bersama mitranya. Menurut Direktur Utama PT PLN pusat, Nur Pamudji, proyek ini terdiri dari koridor barat.“Ini berupa pemasangan kabel listrik bawah tanah 150 KV sepanjang 1.000 meter dan kabel listrik bawah laut sepanjang 3.450 meter dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam ke Pulau Ngenang,” katanya.

Kabel itu akan melewati Pulau Tanjung Sauh, yang letaknya diantara Batam dan Bintan. Kemudian dilanjutkan koridor timur dengan memasang kabel listrik bawah laut 150 KV sepanjang 6.550 meter.
“Kabel itu dipasang dari Pulau Ngenang ke Tanjung Taloh di Pulau Bintan,” imbuhnya.

Diperkirakan, pelaksanaan proyek pembangunan jaringan interkoneksi Batam-Bintan ini, akan memakan waktu sekitar 14 bulan. Dengan demikian pada tahun 2014 Bintan sudah mendapat suplai listrik dari Batam. Saat itu, kebutuhan listrik di Bintan dapat terpenuhi. “Waktunya dihitung sejak kontrak ditandatangani, sehingga pertengahan tahun 2014 sudah selesai,” bebernya.

Interkoneksi Listrik Batam-Bintan Bukan SUTET

BINTAN (HK) - Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Bintan Supriyono menyatakan, jaringan interkoneksi listrik Batam Bintan (Babin) bukan tergolong Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET), melainkan saluran udara tegangan tinggi (SUTT). "Kalau SUTET itu tegangannya mencapai 500 kV ke atas, sedangkan interkoneksi Babin tegangannya 150 kV, termasuk dalam SUTT," kata Supriyono, baru-baru ini.

Lanjut Supriyono, pada waktu PLN akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai SUTT ini. Namun dipandang untuk saat ini belum waktunya, karena masih dalam tahap pembangunan gardu induk dan tapak tower listrik. "Saat ini masih dalam pembangunan, nanti kalau sudah sampai tahapannya akan disosialisasikan kepada masyarakat. Tapi yang jelas itu bukan termasuk SUTET," jelas Supriyono.