Minggu, 13 April 2014

Interkoneksi Listrik Batam – Bintan Terganjal Hutan Lindung

Janji Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) untuk segera mengatasi masalah listrik Tanjungpinang yang sering padam pada tahun 2013 ini, bakal tak akan terealisasi.Penyebabnya, pelaksanaan sistim interkoneksi kabel bawah laut pada tahun ini, masih terkendala masalah status hutan lindung di Kabupaten Bintan. Padahal semula, Gubernur Kepri, Muhammad Sani sangat mengharapkan pelaksaaan kegiatan tersebut bisa dilangsungkan pada tahun 2013 ini. Namun pada perjalanannya seiring dengan keluarnya Surat Keputusan (SK) Kementerian Kehutanan No 463 tentang hutan lindung, rencana tersebut ditunda.

Hal itu diakui Gubernur Kepri, Muhammad Sani. Karena komitmennya sejak menjabat sebagai Gubernur Kepri adalah mengatasi masalah air dan listrik di Tanjungpinang. Perlahan tapi pasti, satu diantara dua janji tersebut sudah terpenuhi. Karena beberapa waktu lalu, Sani sudah membuka secara resmi pengoperasian Waduk Sei Gesek, Bintan. Kehadiran waduk tersebut menjadi sumber air yang baru bagi kebutuhan air di Tanjungpinang.


“Memang masalah listrik ini yang masih bermain di pikiran saya. Karena belum bisa dilaksanakan pada tahun ini, padahal semua persiapan untuk pelaksaan interkoneksi tersebut sudah. Namun karena terbentur masalah hutan lindung, sehingga terpaksa ditunda pelaksaannya. Mudahah-mudahan pada 2014 nanti ini bisa dilaksanakan,” tutur Sani kepada wartawan usai menggelar temu wicara bersama pelaku usaha perikanan di Kabupaten Bintan, akhir pekan lalu.

Dijelaskannya, pembangunan interkoneksi listrik masih terkendala lahan karena jaringan kabel tersebut akan melewati hutan lindung sehingga membutuhkan izin khusus, untuk penggunaan lahan tersebut. Diharapkan, jika semua sesuai rencana pembangunan jaringan selesai 2014 dan listriknya, dan manfaatnya bisa langsung dirasakan masyarakat. “Karena kabel gardu harus melewati hutan lindung, jadi masih tunggu izin. Saya harap pada 2015 seluruh ibu kota kabupaten kota sudah teraliri listrik. Untuk Tanjungpinang dan Bintan, kami berharap dari interkoneksi Batam-Bintan,” papar Sani.

Seperti diketahui, kegiatan itu nanti akan dilaksanakan oleh perusahaan asal Jepang yang memenangi tender pengerjaan interkoneksi listrik Batam-Bintan. Mereka akan memasang kabel bawah laut sepanjang 8,4 km. Daya yang akan dialirkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang ini, adalah 150 kilovolt (Kv).

Pada akhir Maret lalu, sudah dilakukan penandatangan kontrak proyek pembangunan kabel listrik bawah laut ini oleh Direktur Utama PLN, Nur Pamudji bersama dengan leader konsorsium Yoshiro Matsui sebagai Chief Staff Viscas Corporation dan Permadie Setiakusuma sebagai President Director PT Karya Mitra Nugraha, di Batam, Kepulauan Riau (Kepri).

Proyek ini terdiri dari koridor barat berupa pemasangan kabel listrik bawah tanah 150 Kv sepanjang 1.000 meter dan kabel listrik bawah laut sepanjang 3.450 meter dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Kasam di Pulau Batam ke Pulau Ngenang melewati Pulau Tanjung Sauh, yang terletak diantara Batam dan Bintan.

Kemudian dilanjutkan koridor timur dengan memasang kabel listrik bawah laut 150 kV sepanjang 6.550 meter dari Pulau Ngenang ke Tanjung Taloh di Pulau Bintan. Lama pelaksanaan proyek pembangunan jaringan interkoneksi Batam-Bintan ini sekitar 14 bulan sejak ditandatanganinya kontrak, sehingga diharapkan pada pertengahan tahun 2014 sudah selesai. Dengan demikian pada tahun 2014 Bintan sudah mendapat suplai listrik dari Batam sehingga kebutuhan listrik di Bintan dapat terpenuhi.

Adapun perusahaan yang tergabungan dalam konsorsium proyek ini adalah VISCAS Corporation, PT Karya Mitra Nugraha, PT Intan Mufakat Raya, dan PT Forma Ocean Indonesia. Saat ini PLTU Tanjung Kasam 2 x 55 MW telah beroperasi. Dengan beroperasinya PLTU Tanjung Kasam tersebut, maka daya di Batam bertambah dan sistem kelistrikan Batam menjadi lebih andal. Untuk memaksimalkan daya yang dihasilkan pembangkit tersebut, maka kelebihan daya di Batam akan disalurkan ke pulau-pulau sekitar seperti Pulau Bintan dan Kota Tanjungpinang. (jpg batampos.co.id 24 Desember 2013)