Pembangunan jaringan interkoneksi Batam -Bintan akan dilakukan sepenuhnya oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Sumatera Utara dan Riau. Proyek itu akan dibangun bagian induk jaringan pembangunan infrastruktur transmisi berkafasitas 150 kilo volt (KV) dari Tanjung Pinang ke Tanjung Uban dan akan selesai dikerjakan tahun 2011-2012. Selanjutnya dari Tanjung Uban ke Tanjung Kasam (Batam) akan selesai tahun 2012-2013.
Sekretaris Perusahaan PT Pelayanan Listrik Nasional (PLN), Lutfi Nazi mengatakan semua pembangunan jaringan interkoneksi itu dikerjakan Perusahaan Listrik Negara dengan mendapat dana dari APBN. "Kita disini hanya pemberitahuan saja, supaya tepat penggunaan jaringan interkoneksi. Mereka menanyakan kapan selesai pembangunan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Tanjung Kasam, Telaga Punggur yang diperkirakan selesai tahun 2013. Ketika pembangunan PLTU itu selesai jaringan interkoneksi sudah bisa dimanfaatkan karena sudah selesai pembangunannya," kata Lutfi Nazi, Senin (21/02/2011).
Lutfi mengatakan PLTU Tanjung Kasam yang dibangun saat ini akan menghasilkan daya sebesar 2 x55 mega watt (MW), dan akan beroperasi tahun 2013. Saat ini kebutuhan listrik di Bintan dan Tanjung Pinang masih 45 MW, namun dalam tiga tahun mendatang atau 2013 akan meningkat dua kali lipat atau 90 MW, karena pemakai genset selama ini kemungkinan beralih ke PLN.
PLN Batam akan menjual daya listrik ke Bintan hanya satu harga dengan harga
jual ekspor-import. Saat ini Batam memproduksi 312 MW dan beban puncak 255MW. Apabila Tanjung Kasam beroperasi akan memrpoduksi daya sebanyak 110MW.
"Kalau pun 90 MW kebutuhan listrik untuk Bintan dipasok dari Batam, masih survive untuk Batam. Apakah semuanya dari Batam masih belum tahu, karena yang membangun jaringan interkoneksi itu bukan kita," katanya.
Sesuai dengan schedule pembangunan interkoneksi Batam-Bintan akan selesai Juni
tahun 2013.
Jalur yang akan dilewati adalah Tanjung Kasam-Tanjung Taloh-Tanjung Uban (15
Km), Tanjung Uban -Sri Bintan (28Km), Sri Bintan-Air Raja (35 Km), Air
Raja-Kijang (20 Km). Termasuk pembangunan gardu induk (GI) 150 kV Tanjung Uban,
GI Sri Bintan, GI Air Raja dan GI Kijang.
Terkait harga jual listrik ke Bintan, akan mengacu kepada UU No 30 tahun 2009
tentang ketenagalistrikan. "Kita minta agar pemko menetapkan harga IUKU (izin
usaha kelistrikan untuk kepentingan umum) sehingga bisa mengontrol harga
tersebut. Untuk di Batam ada empat IUKU," kata nya.
Sebelumnya General Manager PLN Wilayah Riau-Kepri, Djoko R Abumanan mengatakan
untuk memenuhi kebutuhan listrik di Bintan, Pemerintah Pusat akan memberikan
subsidi Rp 380 miliar kepada pelangan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah
Riau-Kepri. Untuk Tanjungpinang- Bintan saat ini telah tersedia daya 46 mega
watt (MW) dan pengunaan baru mencapai 38 MW pada beban puncak. Namun PLN cabang
Tanjungpinang hingga 31 maret 2011 akan berusaha memasang 8000 meteran baru,
sebagai upaya memenuhi kebutuhan masyarakat terutama di Tanjungpinang. "Hingga
saat ini kita sudah memasang 1039 meteran baru, dan diusahakan 31 maret 2011
selesai hingga 8000 meteran," kata General Manager PLN Wilayah Riau-Kepri, Djoko
R Abumanan.;pembangunannya," kata Lutfi Nazi, Senin (21/02/2011)Selengkapnya.